Menyebut perjudian sebagai “bermain peluang” dapat membangkitkan kesenangan, perasaan beruntung, dan keterlibatan kolektif. Pemaknaan yang terdengar menyenangkan ini mungkin menjadi alasan mengapa hampir 80% orang dewasa terlibat perjudian pada suatu waktu selama hidup mereka.
Saya pernah bertanya pada mahasiswa psikologi saya, menurut mereka mengapa orang berjudi. Jawaban yang paling sering muncul adalah: untuk kesenangan, mendapat uang, atau sekadar mencari sensasi.Siaran99 Awalnya, alasan-alasan orang bermain judi memang demikian. Namun, kini perjudian tidak lagi menjadi kegiatan sampingan untuk mencari kesenangan melainkan sudah membuat manusia menjadi impulasif. Para psikolog tidak tahu pasti mengapa bisa demikian.Apa yang membuat orang terus bermain judi bahkan ketika hal itu tidak lagi menyenangkan? Mengapa tetap bertahan dengan permainan yang mereka tahu bahwa itu dirancang untuk membuat mereka kalah? Apakah beberapa orang hanya lebih sial saja, atau tidak pintar menghitung peluang?
Sebagai seorang peneliti tentang kecanduan selama 15 tahun terakhir, saya mencari tahu apa yang membuat perjudian begitu menarik. Saya menemukan bahwa banyak hal yang sengaja disembunyikan dalam cara permainan itu dirancang. Dan hal ini ampuh bagi para penjudi, mulai dari pengunjung kasino biasa sampai penjudi yang benar-benar bermasalah.Ketidakpastian menjadi daya tarik bagi otakSalah satu ciri khas perjudian adalah “ketidakpastiannya“–baik itu dalam bentuk ukuran jackpot atau probabilitas untuk menang. Dan ketidakpastian akan dapat atau tidaknya hadiah ini justru berperan penting dalam menjadi daya tarik perjudian.Dopamin, neurotransmiter yang dilepaskan otak selama aktivitas yang menyenangkan seperti makan, seks, dan mengkonsumsi narkoba, juga dilepaskan selama situasi ketika imbalannya tidak pasti.Faktanya, pelepasan dopamin meningkat terutama pada saat-saat jelang mendapat hadiah potensial. Efek antisipasi ini mungkin menjelaskan mengapa pelepasan dopamin sejajar dengan tingkat perjudian yang tinggi dan tingkat keparahan kecanduan seseorang terhadap judi. Ini mungkin juga berperan dalam memperkuat perilaku pengambilan risiko yang terjadi dalam perjudian.Penelitian menunjukkan bahwa pelepasan dopamin selama perjudian terjadi di area otak mirip dengan “pengaktifan” ketika mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Mirip dengan narkoba, paparan berulang terhadap perjudian dan ketidakpastian menghasilkan perubahan yang bertahan lama di otak manusia.Ketertarikan terhadap reward ini mirip dengan yang terlihat pada individu yang menderita kecanduan narkoba dan membuat orang menjadi hipersensitif. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa perubahan otak akibat ketidakpastian ini bahkan dapat meningkatkan hasrat dan keinginan para penjudi untuk menggunakan obat-obatan yang membuat ketagihan.Paparan berulang terhadap perjudian dan ketidakpastian bahkan dapat mengubah cara penjudi merespons kekalahan. Secara berlawanan dengan intuisi, pada individu yang kecanduan judi, kehilangan uang menjadi pemicu pelepasan dopamin yang bermanfaat hampir pada tingkat yang sama dengan kemenangan. Akibatnya, kekalahan justru memicu keinginan untuk terus bermain, bukan menghasilkan kekecewaan yang mungkin mendorong mereka untuk berhenti. Fenomena ini dikenal sebagai “mengejar kerugian”.